watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita hot
Aku ketagian diperkosa

Sorot
mataku hanya dalam kekosongan,semua tak
mampu ku lindungi,semua tak mampu ku dekap
hingga aku tak bisa lakukan sesuat hal guna
dalam diriku.Aku tak berdaya dalam tangisan,aku
hanya diam dalam seribu bahasa,gerak pun
untuk melawan juga percuma.
Tiada lagi rasa ingin menjerit dalam kesunyian,tak
bisa lagi aku meronta dan lari pergi dalam
jeratannya.Aku pasrah ,sungguh lemahku
mencerminkan ketololanku sebagai wanita yang
di cap banyak orang sebagai maklhuk tak
berdaya.Tidak bertenaga hanya menangis dalam
batin yang penuh siksa tanpa guna.Aku
sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi.
Tak ada suara dari mulutku yang tersumpal. Yang
ada hanya air mataku yang meleleh deras. Aku
memandang ke-langit-langit kamar. Aku merasa
sakit atas ketidak adilan yang sedang kulakoni. Kini
lelaki itu menatapku. Aku menghindari tatapan
matanya. Dia menciumi pipiku dan menjilat air
mataku,
“Kamu cantik banget….. ” dia berusaha
menenangkanku.
Dia juga menciumi tepian bibirku yang tersumpal.
Tangannya meraba pahaku dan mulai meraba-
raba kulitku yang sangat halus karena tak pernah
kulewatkan merawatnya. Lelaki ini tahu kehalusan
kulitku. Dia merabanya dengan pelan dan
mengelusinya semakin lembut. Betapa aku
dilanda perasaan malu yang amat sangat. Hanya
suamiku yang melihat auratku selama ini, tiba-tiba
ada seorang lelaki asing yang demikian saja
merabaiku dan menyingkap segala
kerahasiaanku.
Aku merasakan betisku, pahaku kemudian
gumpalan bokongku dirambati tangan-
tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya
semakin turun mendekat hingga kurasakan
nafasnya yang meniupkan angin ke
selangkanganku. Lelaki itu mulai
menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku.
“ Ah…..” Bukan main. Belum pernah ada
seorangpun berbuat macam ini padaku. Juga
tidak begini suamiku selama ini. Aku tak kuasa
menolak semua ini. Segala berontakku kandas.
Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu
pori-pori selangkanganku.
Aku adalah wanita berumur 25 tahun, sekarang
aku tinggal sendirian di rumahku yang terletak di
salah satu komplek yang disebut sebagian orang
sebagai komplek orang berduit di wilayah Jakarta.
Aku adalah janda tanpa anak, suamiku telah
meninggal enam bulan yang lalu karena
kecelakaan. Saat itu usia perkimpoian kami baru
menginjak tahun kedua. Rumah yang kutempati
ini adalah hadiah perkimpoian untukku, suamiku
membeli rumah ini atas namaku. “Sebagai bukti
ketulusan sayangku padamu” katanya.
Rumah-rumah di komplekku terbilang saling
berjauhan karena masing-masing rumah
memiliki pekarangan yang luas. Hidup di Jakarta
menyebabkan aku juga tidak begitu mengenal
tetanggaku. Kami masing-masing memiliki
kehidupan sendiri-sendiri.
Sering aku merasa kesepian tinggal sendiri di
rumah ini, tapi aku tidak mau menggunakan jasa
pramuwisma, aku ingin mengerjakan pekerjaan
rumahku sendiri. Alasanku pada mama sih biar
aku ada kesibukan di rumah, rasanya lebih enjoy
kalau semua dikerjakan sendiri.
Malam itu aku pulang agak larut karena baru
pulang dari acara ulang tahun temanku. Setelah
mengunci pintu depan aku mencari-cari kontak
lampu karena suasana rumahku masih gelap.
Aku berangkat dari tadi siang untuk bantu-bantu
di acara ulang tahun tersebut. Begitu lampu
menyala, aku langsung menuju kamarku untuk
mengganti baju yang kotor.
Aku melepaskan seluruh pakaianku lalu
menyimpan baju kotorku di keranjang yang
memang kusediakan di kamar untuk pakaian
kotor. Sungguh aku sekarang telanjang bulat. Aku
merasa sendiri di rumahku sehingga aku merasa
bebas walaupun ke ruang tengah atau ke dapur
dalam keadaan telanjang.
Aku masuk ke kamar mandi untuk
membersihkan badanku. Selesai mandi rasanya
badanku terasa segar. Kemudian duduk santai
menonton TV di ruang tengah sambil minum
susu hangat. Aku hanya melilitkan handuk pada
badanku, sambil mengeringkan rambutku
dengan kipas angin aku buka channel TV sana-
sini. Acaranya tidak ada yang menarik hatiku.
Iseng-iseng aku menonton film BF koleksi
suamiku. Aku pernah protes padanya karena dia
menonton film begituan. Dia hanya tersenyum
dan mengatakan bahwa dia mencari style
bercinta untukku. Di film itu pria bule sedang
mencumbu seorang wanita asia yang
kelihatannya begitu menikmati cumbuan dari pri
bule. Aku sedikit terangsang melihat adegan itu,
seandainya suamiku masih ada….
Aku melepaskan handuk yang melilit badanku,
lalu mengelus-elus payudaraku sendiri dengan
lembut. Payudaraku memang tidak begitu besar,
tapi suamiku selalu memujiku dengan sebutan
montok. Untuk urusan mengurus badan, aku
memang agak telaten. Karena bagiku kecantikan
wanita dan kemulusan badan itu adalah harga
mati. Aku tidak menyadari sama sekali kalau ada
sepasang mata yang memperhatikan kegiatanku
Kuelus-elus buah dadaku dengan lembut hingga
terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri
bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi
memuncak, rasanya aku ingin berlama-lama,
matakupun tak terasa mulai sayu merem melek
merasakan rangsangan.
Kali ini bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku
sudah mulai melakukan remasan ke buah
dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat
sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun
mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku
mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun
merasakan darah yang mengalir di tubuhku
seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.
Aku terangsang sekali, liang vaginaku sudah
dibanjiri oleh lendir yang keluar membasahi bibir
vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku.
Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku
dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa
membendung gejolak dan hasratku yang
semakin menggebu. Badanku melengkung
merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku
semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan
kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku
sambil menggesek-geseknya. Sementara jari
tengah dan telunjuk tangan kananku aktif
menggosok-gosok klitorisku.
Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan
vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk
liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk
ke dalam. Liang vaginaku sudah benar-benar
basah oleh lendir yang licin hingga dengan
mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang
vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu
lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga
kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek
klitorisku.
Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk
liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan
menggesek-gesek dinding vaginaku bagian
dalam, ujung-ujung jariku menyentuh G-spot,
punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada
sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku
melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.
Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya
untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang
rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku,
ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme.
Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin
kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari
tangan kanan dalam vaginaku pun makin
kupercepat pula. Untuk menyongsong
orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan
bibir vaginaku yang tiba-tiba mengencang
menjepit jari-jariku yang masih berada di dalam
liang senggamaku.
Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali
ada semburan dari dalam yang keluar
membasahi dinding vaginaku. Aku serasa sedang
kencing namun yang mengalir keluar lebih kental
berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir
deras.
“AHH……..” aku terpekik, lalu tubuhku bergetar
hebat. Setelah beberapa detik baru terasa badanku
seperti lemas sekali.
Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah
yang menjalar di sekujur badanku, tiba-tiba tersa
ada benda dingin menempel di leherku. Mataku
sedikit terbuka, lalu…..
“ Diam atau lehermu akan terluka.” Suara seorang
laki-laki terdengar mengejutkanku. Jantungku
rasanya hampir berhenti menyadari ada pria
yang menempelkan pisau ke leherku, dan aku
dalam keadaan telanjang……..
Aku terdiam tak berdaya ketika dia berusaha
mengikat tanganku. Aku takut kalau dia merasa
terancam, maka dia akan membunuhku. Matanya
jelalatan melihat tubuhku yang tidak tertutup
sehelai kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku,
kenapa aku sangat gegabah. Bagaimana dia
masuk ke dalam rumah ini, dan apa yang akan
mereka lakukan. Segala macam perasaan dalam
diriku saat itu.
“He.. he.. he… cantik, ijinkan aku untuk
membantumu menyelesaikan hasrat terpendam
dalam dirimu.” Lelaki itu duduk disampingku.
“Nah cantik…. Sekarang Abang akan
memuaskanmu.” Laki-laki yang memanggil
dirinya Abang kemudian dengan kalemnya dia
raih tangan dan pinggangku untuk memelukku.
Antara takut dan marah, aku masih berontak dan
berusaha melawan. Kutendangkan kakiku ke
tubuhnya sekenanya, tetapi.. Ya ampuunn.. Dia
sangat tangguh dan kuat bagiku.
Lelaki itu berpostur tinggi pula dan mengimbangi
tinggiku, dan usianya yang aku rasa tidak jauh
beda dengan usia suamiku disertai dengan otot-
otot lengannya yang nampak gempal saat
menahan tubuhku yang terus berontak.
Dia lalu menyeretku menuju ke kamar tidurku.
Aku setengah dibantingkannya ke ranjang. Dan
aku benar-benar terbanting. Dia ikat tanganku ke
backdrop ranjang itu. Aku meraung, menangis
dan berteriak sejadi-jadinya, tapi hanya terdengar
gumaman dari mulutku karena mereka
membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga
aku menyadari tidak ada gunanya lagi berontak
maupun berteriak. Sesudah itu dia tarik tungkai
kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak
berusaha menenangkan aku, dengan cara
menekan mentalku, seakan meniupi telingaku. Dia
berbisik dalam desahnya,
“Ayolah cantik, jangan lagi memberontak.
Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini
cukup berjauhan. Lagian kalaupun ada yang tahu
mereka tidak akan berani menggangu”.
Aku berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan
menjadi sangat khawatir. Laki-laki ini seakan-akan
sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian
dengan tersenyum dia benamkan wajahnya ke
ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan menjilati
lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan
kemudian pindah ke kiri. Menimbulkan rasa geli
sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-
tangannya menjamah dan menelusup kemudian
mengelusi pinggulku, punggungku, dadaku.
Tangannya juga meremas-remas susuku.
Dengan jari-jarinya dia memilin puting-puting
susuku. Disini dia melakukannya mulai dengan
lembut dan demikian penuh perasaan. Bajingan!
Dia pikir bisa menundukkan aku dengan caranya
yang demikian itu. Aku terus berontak dalam
geliat.. Tetapi aku bagaikan mangsa yang siap
diterkam.
Aku sesenggukan melampiaskan tangisku dalam
sepi. Tak ada suara dari mulutku yang tersumpal.
Yang ada hanya air mataku yang meleleh deras.
Aku memandang ke-langit-langit kamar. Aku
merasa sakit atas ketidak adilan yang sedang
kulakoni. Kini lelaki itu menatapku. Aku
menghindari tatapan matanya. Dia menciumi
pipiku dan menjilat air mataku,
“Kamu cantik banget….. ” dia berusaha
menenangkanku.
Dia juga menciumi tepian bibirku yang tersumpal.
Tangannya meraba pahaku dan mulai meraba-
raba kulitku yang sangat halus karena tak pernah
kulewatkan merawatnya. Lelaki ini tahu kehalusan
kulitku. Dia merabanya dengan pelan dan
mengelusinya semakin lembut. Betapa aku
dilanda perasaan malu yang amat sangat. Hanya
suamiku yang melihat auratku selama ini, tiba-tiba
ada seorang lelaki asing yang demikian saja
merabaiku dan menyingkap segala
kerahasiaanku.
Aku merasakan betisku, pahaku kemudian
gumpalan bokongku dirambati tangan-
tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya
semakin turun mendekat hingga kurasakan
nafasnya yang meniupkan angin ke
selangkanganku. Lelaki itu mulai
menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku.
“ Ah…..” Bukan main. Belum pernah ada
seorangpun berbuat macam ini padaku. Juga
tidak begini suamiku selama ini. Aku tak kuasa
menolak semua ini. Segala berontakku kandas.
Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu
pori-pori selangkanganku.
Lidah itu sangat pelan menyapu dan sangat
lembut. Darahku berdesir. Duniaku seakan-akan
berputar dan aku tergiring pada tepian samudra
yang sangat mungkin akan menelan dan
menenggelamkan aku. Aku mungkin sedang
terseret dalam sebuah arus yang sangat tak
mampu kulawan. Aku merasakan lidah-lidah lelaki
ini seakan menjadi seribu lidah. Seribu lidah lelaki
ini menjalari semua bagian-bagian rahasiaku.
Seribu lidah lelaki inilah yang menyeretku ke
tepian samudra kemudian menyeret aku untuk
tertelan dan tenggelam. Aku tak bisa pungkiri.
Aku sedang jatuh dalam lembah nikmat yang
sangat dalam.. Aku sedang terseret dan
tenggelam dalam samudra nafsu birahiku. Aku
sedang tertelan oleh gelombang nikmat
syahwatku yang telah enam bulan tidak
terlampiaskan semenjak suamiku meninggal.
Dan saat kombinasi lidah yang menjilati
selangkanganku dan sesekali dan jari-jari
tangannya yang mengelusi paha di wilayah
puncak-puncaknya rahasiaku, aku semakin tak
mampu menyembunyikan rasa nikmatku. Isak
tangisku terdiam, berganti dengan desahan dari
balik kain yang menyumpal mulutku. Dan saat
kombinasi olahan bibir dan lidah dipadukan
dengan bukan lagi sentuhan tetapi remasan pada
kemaluanku, desahanku berganti dengan rintihan
yang penuh derita nikmat birahi.
Laki-laki itu tiba-tiba mrenggut sumpal
mulutku.Dia begitu yakin bahwa aku telah tertelan
dalam syahwatku.
“Ayolah, sayang.. mendesahlah.. merintihlah..
Puaskan aku…..”
Aku mendesah dan merintih sangat histeris.
Kulepaskan dengan liar derita nikmat yang
melandaku. Aku kembali menangis dan
mengucurkan air mata. Aku kembali berteriak
histeris. Tetapi kini aku menangis, mengucurkan
air mata dan berteriak histeris beserta gelinjang
syahwatku. Aku meronta menjemput nikmat.
Aku menggoyang-goyangkan pinggul dan
pantatku dalam irama nafsu birahi yang
menerjangku.
Aku tak mampu mengendalikan diriku lagi. Aku
bergoncang-goncang mengangkat pantatku
untuk mendorong dan menjemputi bibirnya
karena kegatalan yang amat sangat pada
kemaluanku dilanda nafsu birahi. Dan kurasakan
betapa kecupan dan gigitan lidah lelaki ini
membuatku seakan-akan menggigil dan gemetar
lupa diri.
“Masukin… bang.. auh… aku gak tahan…..” aku
mendesah tidak karuan. Akhirnya karena tak
mampu aku menahannya lagi aku merintih.
Rintihan itu membuat lelaki itu mendekatkan
wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih
bibirnya. Aku rakus menyedotinya. Aku berpagut
dengan pemerkosaku. Aku melumat mulutnya.
Aku benar-benar dikejar badai birahiku. Aku
benar-benar dilanda gelombang syahwatku.
Aku betul-betul tidak sabar menunggu dia
melepas pakaiannya. Aku masih berkelojotan
diranjang. Dan kini aku benar-benar menunggu
lelaki itu memasukkan kontolnya ke kemaluanku
pula. Aku benar-benar berharap karena sudah
tidak tahan merasakan badai birahiku yang
demikian melanda seluruh organ-organ peka
birahi di tubuhku. Tiba-tiba aku merasakan
sesuatu yang sama sekali diluar dugaanku. Aku
sama sekali tak menduga, karena memang aku
tak pernah punya dugaan sebelumnya. Kemaluan
lelaki ini demikian gedenya.
Rasanya ingin tanganku meraihnya, namun
belum lepas dari ikatan dasi di backdrop ranjang
ini. Yang akhirnya kulakukan adalah sedikit
mengangkat kepalaku dan berusaha melihat
kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan.
Rasanya ada pisang ambon gede dan panjang
yang sedang dipaksakan untuk menembusi
memekku. Aku menjerit tertahan. Tak lagi aku
sempat memandangnya.
Lelaki ini sudah langsung menerkam kembali
bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya di
rongga mulutku sambil menekankan kontolnya
untuk menguak bibir vaginaku. Kini aku
dihadapkan kenyataan betapa besar kontol di
gerbang kemaluanku saat ini. Aku sendiri sudah
demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi
mencoba merangsekkan lubang
kemaluanku.Cairan-cairan kewanitaanku
membantu kontol itu memasuki kemaluanku.
“Blesek……..Blesek………. Ohh…… Kenapa sangat
nikmat begini…….. Oh aku sangat merindukan
kenikmatan ini…..” Aku semakin meracau.
Sensasi cengkeraman kemaluanku pada bulatan
keras batang besar kontol lelaki ini sungguh
menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh
hidupku selama ini. Aku rasanya terlempar
melayang kelangit tujuh. Aku meliuk-liukkan
tubuhku, menggeliat-liat, meracau dan mendesah
dan merintih dan mengerang dan.. Aku
bergoncang dan bergoyang tak karuan….
Orgasmeku dengan cepat menghampiri dan
menyambarku. Aku kelenger dalam kenikmatan
tak terhingga.. Aku masih kelenger saat dia
mengangkat salah satu tungkai kakiku untuk
kemudian dengan semakin dalam dan cepat
menggenjoti hingga akhirnya muntah dan
memuntahkan cairan panas dalam rongga
kemaluanku.
“Auh………. AHH…… “ aku menjerit merasakan
gelombang-gelombang listrik kenikmatan
menjalar di sekujur tubuhku.
Kami langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aku
tak merasa menyesal, tak merasa khawatir, tak
merasa takut. Ada rasa kelapangan dan kelegaan
yang sangat longgar. Aku merasakan seakan
menerima sesuatu yang sangat aku rindukan
selama ini. Apakah aku memang hipersex atau
memang karena lelaki ini memang tangguh dan
pandai bercinta. Ah aku tidak mau berfikir lagi..
Akupun tertidur kelelahan.
Besok pagi aku terbangun dengan badan sedikit
pegal-pegal. Tidak ada tanda-tanda dia masih ada
di rumah. Dan kuperiksa tidak ada barang yang
hilang. Apakah dia memang datang untuk
memperkosaku?…. kadang-kadang aku masih
inigin melakukan hal yang sama. Aku merindukan
kontolnya yang telah membuatku mencapai
kenikmatan tertinggi dalam bercinta. Dimanakah
kamu………


Adult | GO HOME | Exit
1/4878
U-ON

inc Powered by Xtgem.com